Perekonomian Arab Pada Masa Pra-Islam

Perekonomian Arab Pada Masa Pra-Islam
Oleh: Muhammad Khumroni
(Dikutip dari Buku Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam karya Drs. Nur Chamid, MM
Hal 11-14)

Salah satu aspek penting dalam perekonomian Arab Pra- Islam adalah pertanian. Dua ratus tahun sebelum kenabian Muhammad (610 M). Masyarakat Arab sesungghnya mengenal pertanian modern seperti lat bajak, cangkul, garu, dan tongkat kayu untuk menenam. Mereka juga telah mengenal sistem pupuk alami dan penyilangan tanaman guna mendapatkan bibit unggul. Peunggunaan hewan tenak sebagai mendia bajak juga telah digunakan. Selain itu masyarakat Arab pra-Islam juga telah mampu memmbangun bendungan besar yang dinamakan al-Ma’arib yang dibangun pada masa kerajaan Saba yang mampu menyediakan air menggunakan sistem irigasi bagi pertanian di kala itu
Selain pertanian dan pengairan yang modern ada tiga sistem yang digunakan dalam pengelolaan sawa dan tanah ladang yaitu:
  1. Sistem sewa menyewa dengan emas atau logam mulia lain, gandum, atau produk pertanian sebagai alat pembayarannya yang dikenal dengan Ijarah.
  2. Sistem bagi hasil produk, misalnya separuh untuk pemilik lahan dan separuh untuk penggarap, dengan ongkos dan bibit oleh pemilik lahan atau yang dikenal dengan Muhrabah.
  3. Sistem Pandego, yakni seluruh modal datang dari pemilik, sementara pengairan, pemupukan, dan perawatan dikerjakan oleh penggarap.

Disamping pertanian, perdagangan adalah unsur penting dalam perekonomian Arab pra-Islam. Mereka telah mengenal perdagangan tidak hanya dari bangsa Arab saja melainkan dengan bangsa non Arab. Para pedagang Arab selatan dan Yaman pada 200 tahub menjelang Islam datang, telah mengadakan transaksi dengan bangsa-bangsa Asia selatan, pantai Afrika, teluk Persia, dan kawasan Asia Tengah.

Dalam perdagangan antara bangsa non Arab komoditas yang diperdagangkan adalah seperti dupa, kemenyan, kayu, gaharu,minyak wangi, kulit binatang, buah kismis, anggur, dan barang lainya. Selain itu bangsa Arab pra Islam juga membeli komuditas dari bangsa lain seperti, kayu untuk bahan bangunan,  bulu burung unta, lantakan logam mulia, gading, batu mulia, sutra,pakaian, pedang, rempah-rempah dan Intan. Alat pembayaran yang digunakan pada masa itu adalah koin, yang terbuat dari emas dan perak atau logam mulia lain yang mereka tiru dari bangsa Persia dan Romawi. Sampai sekarang sejumlah koin tersebut masih tersimpan di museum Timur Tengah.

Kota Makkah Al-mukaramah merupakn jalur persilangan ekonomi Internasional, yaitu menghubungkan Mekkah ke Abysinia seterusnya menuju Afrika Tengah. Dari Makkah ke Damaskus seterusnya ke daratan Eropa. Dari Makkah al-Madain (Persia) ke Kabul, Kashmir, Singkiang (Sinjian), sampai ke Zaitun dan Canton selanjutnya menebus daerah Melayu, dari laut menuju India hingga Nusantara. Hal ini menyebabkan masyarakat mekkah memiliki peran strategis untuk berpartisipasi dalam dunia perekonomian tersebut.

Sejak Islam datang, niali-nilai keadilan dan persamaan mulai dimasukan dalam perekonomian masyarakat Arab misalnya misalnya nilai kejujuran, keadilan, dan kesamaan. Kalangan kaya tidak diperbolehkan memonopoli perekonomian dan memperbudak yang miskin.



Comments

Popular posts from this blog

Nonton Video 1 Bulan Di Bayar Rp. 35 Juta

SEJARAH EKONOMI DUNIA DAN PROBLEMA THE GREAT GAP

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM PADA MASA AWAL ISLAM (MASA PEMERINTAHAN NABI MUHAMMAD SAW)